Sekira 50 organisasi kemanusiaan internasional
dan badan kemanusiaan PBB mendesak rezim zionis Israel untuk segera mengakhiri
blokadenya di Jalur Gaza yang sudah berlangsung hampir lima tahun.
Diantara 50 organisasi itu antara lain Amnesty
Internationa, Médecins du Monde, Oxfam, dan Save the Children bersama
badan-badan kemanusiaan PBB seperti World Health Organization,
High
Commissioner for Human Rights UNICEF dan empat badan PBB lainnya, memperingati
lima tahun blokade Israel di Gaza dan menuntut agar Israel mencabut blokadenya
“sekarang” juga.
“Selama lebih dari lima tahun, lebih dari 1,6
juta warga Gaza berada dibawah blokade yang melanggar hukum internasional.
Lebih dari setengah dari jumlah penduduk Gaza adalah anak-anak. Kami yang
bertanda tangan di bawah ini dengan satu kata mengatakan ‘akhiri blokade (di
Gaza) sekarang’,” demikian petisi yang ditandatangani 50 organisasi
internasional itu.
Israel menerapkan kebijakan untuk membatasi
transaksi perdagangan di Gaza pada tahun 2001, menyusul perlawanan
besar-besaran warga Palestina terhadap rezim Israel. Kebijakan itu makin
diperketat pada tahun 2007 setelah Hamas mengambil alih kekuasaan di Gaza.
Bukan cuma memberlakukan berbagai pembatasan, rezim zionis menyatakan
memblokade dan mengisolasi Jalur Gaza dari duni luar.
Dua tahun belakangan ini, Israel melonggarkan
blokadenya dengan sesekali mengizinkan truk-truk bantuan kemanusiaan masuk ke
wilayah Gaza, itupun karena ada tekanan kuat dari dunia internasional. Israel
juga masih memeriksa ketat dan menyeleksi barang-barang yang boleh masuk ke
Gaza.
“Semua kargo yang masuk Gaza harus diperiksa
oleh aparat Israel karena Gaza berada dalam kekuasaan Hamas, dunia
internasional mengakui Hamas sebagai organisasi teroris,” dalih Mark Regev,
juru bicara perdana menteri Israel.
Regev mengklaim, pagi ini seorang petani Israel
yang sedang membajak sawahnya ditembak dari wilayah Gaza. “Apakah ini adil,
mendesak Israel untuk membatasi penggunaan kekuatan militer sementara rezim di
Gaza bersikap agresif dan bermusuhan pada Israel?” tukas Regev beralasan.
Israel Usir Kapal
Internasional
Sementara itu, pasukan angkatan laut Israel
mengusir sebuah kapal yang membawa sekelompok aktivis pro-Palestina di lepas
pantai Gaza. Kapal “Olivia” membawa aktivis asal Irlandia, Italia dan Inggris,
yang berlayar setiap hari di perairan Gaza untuk melindungi nelayan-nelayan
Gaza yang kerap diserang oleh pasukan Israel.
Rezim zionis memberlakukan aturan izin berlayar
hanya 3 mil dari lepas pantai Gaza. Jika ada kapal yang melanggar aturan ini
akan diusir dengan menggunakan kekuatan miiter, dan Israel menganggap kapal
“Olivia” sudah melanggar aturan itu sehingga diusir dengan menggunakan semburan
air dari alat water canon.
Kordinator kampanye solidaritas untuk nelayan
Gaza, Mahfouz Al-Kabiriti mengungkapkan, pasukan angkatan laut Israel mengepung
“Olivia” dan memerintahkan kapal itu untuk berlayar ke arah utara, menjauh dari
kapal-kapal nelayan Gaza. Tentara-tentara zionis menyemprotkan air ke kapal
“Olivia” dan berusaha untuk menangkap dan menahan kapal, tapi “Olivia” berhasil
menyelamatkan diri dan kembali ke pantai.
Israel, lewat juru bicara militernya, menuding
kapal-kapal nelayan Palestina sudah melanggar batasan area untuk mencari ikan
sehingga angkatan laut Israel meminta kapal nelayan itu untuk kembali, tapi
tidak direspon. “Maka pasukan kami memberikan tembakan peringatan, sebelum
akhirnya kapal nelayan Gaza itu kembali dengan kemauan sendiri,” ujar jubir
militer Israel.
Menurut Al-Mezan Center for Human Rights,
sepanjang bulan Mei 2012, Israel sudah 13 kali menembaki kapal-kapal nelayan
Gaza, menahan empat kapal, dan menangkap sembilan nelayan Palestina. Bagi
nelayan Palestina, Israel sudah menerapkan kebijakan sepihak yang menghancurkan
sumber mata pencaharian para nelayan, karena sulit mendapatkan hasil tangkapan
ikan jika wilayah yang boleh dilalui hanya sebatas yang sudah ditetapkan rezim
zionis. (aisyah/mn)
0 komentar:
Posting Komentar